KUPANG, KORANTIMOR.COM – Laba Bersih Bank NTT terus anjlok dalam tiga (3) tahun terakhir, yakni sejak tahun 2019, 2020, dan 2021. Laba bersih tahun buku 2020 dan 2021 lebih rendah daripada laba bersih tahun 2019. Bahkan di tahun buku 2022 diduga bakal lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya. Walau laba bersih tersebut sangat jauh dari target Rp 500 M tapi mengapa Dirut Aleks Riwu Kaho tak dicopot?
Berdasarkan investigasi Tim Media ini, Laba Bersih Bank NTT pada tahun 2019 sebesar Rp 236.475 juta (Rp 236,4 M). Perolehan Laba Bersih itu menjadi alasan pemberhentian Direktur Utama Bank NTT saat itu, Izhak Eduard Rihi. Menurut Gubernur VBL dalam jumpa pers usai RUPS-LB, pemberhentian itu karena Dirut Izhak Rihi tidak berhasil mencapai target Laba Bersih Rp 500 Milyar.
Padahal, salah satu penyebab anjloknya Laba Bersih Bank NTT tahun 2019 adalah penghapusan buku kerugian Medium Term of Note (MTN) PT. SNP sebesar Rp 50 Milyar yang digelontorkan Aleks Riwu Kaho (Kadiv saat itu, red) tanpa Due Diligent dan tanpa Juklak Penempatan modal di lembaga non-perbankan.
Namun dalam kenyataannya, Laba Bersih Bank NTT pada tahun buku 2020 di tahun pertama kepemimpinan Dirut Aleks Riwu Kaho hanya sebesar Rp 236.289 juta (236,2 M) atau lebih kecil Rp 189 juta dari laba bersih tahun 2019.