Pancasila: Apakah Rumah Bersama?

  • Bagikan
Koran Timor

Oleh: Petornius Damat*

Dosen Ilmu Hukum Universitas Nusa Cendana Kupang

Swipe up untuk membaca artikel

Alumni GmnI Cabang Kupang

 

KORANTIMOR.COM – Judul tulisan ini diinspirasi buku berjudul Bahasa Rumah Kita Bersama. Menghindari Language Disadvantage. Mencegah Kerusakan Otak Berbahasa karya Porat Antonius (2021). Buku ini membahas eksistensi manusia melalui berbahasa yang menentukan siapa dirinya dan bagaimana manusia membentuk dunianya. Dalam hubungan dengan Bahasa sebagai rumah bersama di atas, maka pertanyaannya adalah apakah Pancasila juga merupakan rumah bersama? Siapa sajakah yang menghuni rumah bersama itu? Sesuai esensi pertanyaannya, maka jawabannya berkaitan eksistensi manusia Indonesia, dan cara hidup manusia Indonesia.

Pancasila rumah bersama yang merupakan rumah anugerah untuk bangsa Indonesia. Dapatlah disebut demikian untuk berapa fakta sebagai alasannya. Rumah ini dihuni oleh entitas keberagaman dan keunikan yang terhimpun dari anasir suku, bahasa, agama, dan kepercayaan yang berbeda-beda. Data labbineka.kemendikbud.go.id, menggambarkan kurang lebih ada 718 bahasa daerah yang tersebar di Indonesia. Menurut Sensus Badan Pusat Statistik (2010) menunjukan sekitar 1.340 suku bangsa hidup di Indonesia. Ada sekitar 6 agama ditambah kepercayaan-kepercayaan lokal yang ada dan hidup di Indonesia. Dengan teritori dan jumlah pulau sekitar 17.000 membentang dari Merauke ke Sabang, dari Rote ke Miangas.

Baca Juga :  Anggota DPRD NTT, John Oematan Kunjungi Warga Kali Noel Bisufa Desa Baumata Timur

Penghuni Rumah Bersama

Apakah syarat menghuni rumah Bersama itu? Konsep rumah bersama berkaitan dengan paham res commune’s omnium yang disampaikan Hugo Grotius (Schermaier, 2009). Paham res commune’s’ omnium merupakan refleksi Grotius langsung dari alam tentang alam yang kompleks dan universal. Berdasarkan keberagaman itulah Grotius mengkreasi teori hak bersama. Untuk hidup dalam keberagaman itu, kapasitas manusia menentukan eksistensinya. Eksistensi hidup manusia dalam keberagaman itu sangat ditentukan oleh syarat kecerdasan manusia.

Konsep kecerdasan untuk hidup dalam rumah bersama dibangun dari dari beberapa konsep tentang kecerdasan manusia dan evolusi kecerdasan manusia. Pertama konsep kecerdasan otak manusia yang bertingkat menurut Porat Antonius (2018). Satu tipe kecerdasan manusia disebutnya ialah manusia Sapiens. Sapiens ialah manusia yang cerdas, mengetahui kebenaran universal. Kedua konsep evolusi otak neocortex yang dimiliki manusia sapiens yang memisahkan manusia sapiens dengan mamalia simpanse oleh Yuval Noah Harari (2017). Harari menjelaskan manusia sapiens memiliki kemiripan genetis dengan simpanse hampir mencapai 98% lebih. Penjelasan itu menunjukan adanya anasir kebinatangan dari manusia yang cukup mendominasi secara kuantitas, sedangkan hanya 1 % lebih yang membuatnya berbeda. Berdasarkan dua konsep tergambar tingkatan kecerdasan. Tipe tingkat kecerdasan yang berbeda pada manusia itu sama-sama menghuni rumah Pancasila sebagai realitas tidak terpungkiri.

  • Bagikan