KORANTIMOR.COM – KUPANG – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (Pemprov. NTT) melalui Juru Bicara Satuan Gugus Tugas Percepatan Pencegahan Covid-19 NTT, Dr. Jelamu A. Marius menegaskan bahwa 3 (tiga) orang ABK KM Lamelu yang dinyatakan positif Covid-19 menurut pemeriksaan cepat rapid diagnostic test belum tentu sudah pasti positif corona virus menurut hasil pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR). Gubernur NTT, VBL minta masyarakat tidak panik.
Karo Humas dan Protokol Setda NTT itu menyampaikan bahwa setelah Pemprov NTT berkonsultasi dengan Kepala Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Timur, Bupati Sikka dan Kadis Kesehatan Kabupaten Sikka bersama sejumlah dokter dan para medis, dari pemeriksaan rapid diagnostic test memang ada 3 orang ABK KM Lamelu yang sandar di Pelabuhan Lorens Sai-Maumere, Sikka itu positif Covid-19 (yakni 2 orang ABK dan 1 penjaga kantin).
“Namun kami sampaikan kepada seluruh masyarakat NTT, bahwa positif menurut rapid diagnostic test belum tentu positif seturut metode Polymerase Chain Reaction atau PCR. Untuk nanti bisa membuktikan apakah betul 3 (tiga) orang itu positif Corona virus, maka akan diketahui dari hasil metode PCR itu yakni memeriksa Swab. Kalau di rapid diagnostic test, pemeriksaan sampel darah orang itu positif covid-19, maka untuk membuktikan itu para medis dari Kabupaten Sikka mengambil sampel cairan pernafasan bawah atau Swab untuk kemudian dibawah dan diperiksa di laboratorium,” ujarnya.
Hasil pemeriksaan cairan pernafasan bawah inilah, lanjut Marius, yang akan membuktikan apakah ketiga orang itu positif atau tidak corona virus. “Swabnya sudah diambil dan karena mereka akan kembali Makasar maka swab itu akan dikirim ke Makasar untuk diperiksa lebih lanjut di lab di Makasar,” ungkapnya.