KORANTIMOR.COM – SIKKA – Akhir-akhir ini gencarpemberitaan dibanyak media jumlah 11 orang dari ribuan warga Kabupaten Sikka yang terpapar DBD meninggal dunia. Atas peristiwa duka itu Pemerintah Kabupaten Sikka pun menyampaikan belasungkawa mendalam. Lebih dari itu telah melakukan berbagai langkah dan upaya strategis [baik preventif maupun kuratif] melalui berbagai kegiatan memerangi DBD di Sikka.
Demikian penyampaian Pemda Kabupaten Sikka melalui Kabag Humas dan Protokol Setda Kabupaten Sikka, Very Awales melalui pesan Whatssap kepada awak media [Minggu, 1/3/2020] terkait penanganan penyakit DBD di Kabupaten Sikka.
Very menjelaskan bahwa kondisi anomali iklim akhir-akhir ini menyebabkan hujan sehari panas berhari-hari. Faktor ini turut memberi iklim yang baik bagi perkembangbiakan jutaan bahkan miliaran nyamuk Aedes Aegypti. 1 ekor nyamuk diperkirakan dapat memproduksi 150-200 jentik dan jumlah ini merupakan ancaman serius bagi setiap umat manusia.
Sengatan/gigitan 1 nyamuk saja mampu melumpuhkan daya tahan tubuh manusia, bahkan menurunkan trombosit dan kekurangan darah yang berakibat pada sakit malaria; baik malaria biasa Maupun malaria tropika.
Diawal tahun 2010 dan beruntun dari tahun ke tahun hingga saat ini nyamuk jenis Aedes Aegypti menyerang warga atau penduduk Nian Tana [Sikka]. Banyak korban meninggal akibat serangan nyamuk DBD tanpa mengenal profesi, jabatan dan kedudukan, bahkan usia baik dari balita dan anak-anak hingga orang dewasa serta orang tua dan lansia.