Jajaran Komisaris dan Direksi Bank NTT Dipanggil DPRD terkait Kredit Macet Rp 206,5 M
KORANTIMOR.COM – KUPANG – Seluruh jajaran Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Bank NTT dipanggil Komisi III DPRD NTT dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang akan dilaksanakan pada Selasa (9/6/20) pekan depan. Seluruh jajaran Dewan Komisaris dan Dewan Direksi harus hadir dalam RDP itu agar tidak ada saling lempar tanggungjawab dan cuci tangan antara pihak internal Bank NTT terkait masalah kredit macet Rp 206,5 Milyar dan total kredit bermasalah yang mencapai Rp 300-an Milyar.
Demikian dikatakan dua orang Wakil Ketua Komisi III DPRD NTT, Leonardus Lelo (Fraksi Demokrat) dan Viktor Mado Watun (Fraksi PDIP) kepada wartawan di Ruang Komisi III pada Selasa (2/6/2020).
“Kami sudah agendakan RDP dengan Bank NTT pada Selasa (9/6/20) pekan depan. Semua Komisaris dan Direksi harus hadir dalam rapat itu agar tidak ada saling lempar tanggung jawab atau ‘cuci tangan’ terkait kredit macet bank NTT yang telah mencapai 4 persen,” ujar Lelo.
Karena itu, lanjutnya, Komisi III meminta Pemprov NTT untuk seluruh jajaran Dewan Komisaris dan Dewan Direksi untuk hadir dalam RDP nanti. “Dewan ingin mendapat penjelasan lengkap dari Dewan Komisaris dan Dewan Direksi Bank NTT tentang kredit bermasalah dan kredit macet di Bank NTT,” tutur Lelo.

Dewan, kata Lelo, ingin mendapat penjelasan, mengapa kredit dalam jumlah besar bisa diberikan tanpa agunan atau bodong. “Sampai dimana peran pengawasan Dewan Komisaris?”
Lelo merasa ada hal yang janggal dalam pemberian kredit terhadap beberapa debitur bermasalah. “Kog… kredit dalam jumlah besar bisa lolos dari pengawasan Dewan Komisaris dan Dewan Direksi? Padahal untuk pencairan kredit sebesar Rp 50 M ke atas, harus dapat persetujuan Dewan Direksi dan Dewan Komisaris,“ tandas Lelo, politisi Partai Demokrat dari Dapil Sikka, Ende Nagekeo dan Ngada.
Menurut Lelo, saat ini kredit macet Bank NTT sekitar Rp 300-an M. “NPL Bank NTT sudah mencapai sekitar 4 persen. Ini sudah besar dan terancam masuk daftar bank tidak sehat dan berada dalam pengawasan OJK,” jelas Lelo.
Related Posts